Mama Yosepha, Inspirasi Perempuan Adat Nusantara
Sugapa, kampung adat yang menorehkan sejarah penting dalam meletakkan perlawanan terhadap kehadiran Inti Indorayon Utama (IIU) di Porsea. Dimulai oleh 10 orang perempuan adat (inang) yang melakukan penolakan atas kehadiran perusahaan di tanah adat warisan Raja Sidomdom Baringbing di areal Parsibarungan, Sugapa. Tanah ini adalah ladang, sumber hidup bagi perempuan dan keluarganya yang dirampas. Dalih pembayaran pago-pago (semacam ganti rugi) diajukan perusahaan dan pemerintah untuk mengklaim tanah adat ini ditolak keras para inang karena adanya pemalsuan tandatangan dan mengikutsertakan nama masyarakat yang bukan pemilik tanah adat dalam daftar penerima pago pago.
Perjuangan yang tidak mudah dilalui oleh perempuan adat Amungme ini. Johanna anak sulung Mama Yosepha meninggal dunia karena kelaparan ketika bersembunyi di hutan-hutan menghindari kejaran militer, direndam dalam kolam kotoran manusia selama seminggu karena dianggap menolong tokoh Organisasi Papua Merdeka.
Mama Yosepha hadir dan memberikan kesaksian yang membekas dan menggemuruhkan semangat perempuan adat dalam Sarasehan Perempuan Adat : “Menggugat Posisi Perempuan Adat atas Masyarakat Adat dan Negara” dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara I (KMAN I) di Jakarta, 1999.
Kesaksian perempuan kecil bersuara lantang dengan kepalan yang kuat ‘Mama Yosepha’ menorehkan semangat di hati perempuan adat lainnya yang hadir dari berbagai wilayah dan kampung-kampung di Indonesia. Semangatnya telah menjadi bara untuk melakukan perlawanan atas penindasan dan kekerasan yang dialami oleh perempuan adat. Teriakan Perempuan adat bersatu tak bisa dikalahkan menggemuruh dalam ruangan sarasehan dan membakar semangat solidaritas perempuan adat.
Akhirnya Mama Yosepha mengajukan gugatan perdata kepada PT Freeport di Amerika berupa tuntutan ganti rugi atas dirinya dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan perusahaan ini di Amungme tahun 1995. Dana ganti rugi ini digunakan untuk membangun Kompleks Yosepha Alomang berupa monument pelanggaran HAM, klinik, panti asuhan dan gedung pertemuan.
Yosepha Alomang perempuan adat pejuang ini mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hein tahun 1999 dan mendirikan YAHAMAK (Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan) Tahun 2001, perempuan ini dianugerahi Anugerah Lingkungan Goldman.***Devi Anggraini – diolah dari berbagai sumber
PEREMPUAN AMAN
- Jl. Sempur Kaler No.6, RT.04/RW.01, Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129
- +62 811 920 2062
- perempuanaman@aman.or.id
AMAN
- Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.11 A, RT.8/RW.4, Tebet Tim., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820
- (021) 8297954
PEREMPUAN AMAN
- Jl. Sempur Kaler No.6, RT.04/RW.01, Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129
- +62 811 920 2062
- perempuanaman@aman.or.id
AMAN
- Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.11 A, RT.8/RW.4, Tebet Tim., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820
- (021) 8297954