Pengurus Harian Daerah (PHD)
Wilayah Pengorganisasian PHD Barito Timur berada di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Sejak 28 Februari 2016, PHD Barito Timur dirintis oleh sejumlah 39 Perempuan Adat yang berasal dari 16 Komunitas Adat sebagai wadah perjuangan Perempuan Adat. Komunitas Adat tersebut antara lain: Komunitas Adat Tamiang Layang, Haringen, Janah Jari, Balawa, Longkang, Lampoeng, Ampari, Tampa, Didi, Ma;yan, Matarah, Dayu, Patung, Rodok, Dorong dan Bamban.
Sejumlah 16 komunitas Adat yang bergabung dengan PHD Barito Timur tersebar di 21 Desa yang berada di 8 Kecamatan di Kabupaten Barito Timur antara lain: Kecamatan Dusun Timur, Awang, Paju Epat, Pamatang Karau, Paku, Dusun Tengah, Benua Lima dan Karusen Janah.
PHD Barito Timur mengalami penambahan anggota sejumlah 48 Perempuan Adat yang berasal dari Komunitas Adat Jaar, Hayaping dan Jawetan. Saat ini, PHD Barito Timur beranggotakan 135 Perempuan Adat yang terbagi menjadi tiga kategori usia :pemuda sebanyak 25%, dewasa, 60% dan lansia 13% dari jumlah anggota.
Sebagian besar anggota PHD Barito Timur mempunyai pekerjaan sebagai petani sebanyak 46,67% dari jumlah anggota. Sementara anggota yang lainnya memiliki beragam pekerjaan, mulai dari pengrajin anyaman, guru, pelajar, ibu rumah tangga, buruh perusahaan swasta, Pekerja Negeri Sipil (PNS) dan lain sebagainya. Tidak jarang anggota yang memiliki atau menjalani lebih dari satu pekerjaan.
- Kecakapan yang dimiliki Anggota PHD Barito Timur
Kemudian kecakapan yang dimiliki anggota PHD Barito Timur cukup beragam, kecakapan terbanyak yakni bertani sebanyak 53,33% dari jumlah anggota, kemudian kecakapan mengelola hasil pertanian atau laut sebanyak 31,11% dan mengelola atau pengetahuan tentang benih 28,89% dari jumlah anggota. Selain itu, kecakapan penggerak Posyandu 25,19%, penggerak PKK 22,22%, tanggung jawab ritul adat 4,44%, dukun beranak 2,22% dan kecakapan lainnya sebanyak 17,04%. Kecakapan tersebut mencakup, mengurus administrasi, menganyam, memimpin organisasi atau lembaga, membuat Kue tradisional, memainkan alat musik tradisional Dayak Ma’ayan, tata rias wajah, pengrajin kulit kayu, beternak, dan kesehatan.
Selain itu, keberadaan kelompok-kelompok Perempuan di sekitar PHD Barito Timur, di komunitas, Kampung atau di Desa antara lain: Kelompok arisan sebanyak 45,19%, kemudian kelompok PKK 34,81%, organisasi keagamaan 34,81%, Pengurus Adat 3,70%, kelompok arisan tenaga 3,70% dan kelompok lainnya 6,67%.
Sedangkan, kelompok, lembaga atau tokoh yang berpengaruh di komunitas sebagai berikut: pejabat pemerintah/pejabat setempat 52,59%, tokoh agama 47,41%, pemangku adat 32,59%, tokoh masyarakat 22,96% dan Lembaga Swadaya Masyarakat 2,96%.
- Pengalaman Anggota PHD Barito Timur
Anggota PHD Barito Timur juga memiliki beragam pengalaman, mulai dari pengalaman pernah mengikuti pelatihan sebanyak 28,15% dari jumlah anggota, mencakup pelatihan Guru Sekolah Dasar, kurikulum taman kanak-kanak, pelatihan agama katolik dan pemberdayaan Perempuan. Termasuk tata boga, kader penyuluh Keluarga Berencana (KB), pelatihan kader Posyandu, kewirausahaan, peternakan, kerajinan anyaman rotan, koperasi, Jurnalis warga, pengurus lembaga wanita, dekorasi dan tata rias wajah. Selain itu, menjahit, Program Keluarga Berencana (PKK), pelatihan Usaha Kecil Menengah (UKM), dokumentasi, pelatihan Credit Union (CU), advokasi, pelatihan pertanian, pelatihan bidang keagamaan, Pelatihan Putusan Mahkamah Konstitusi, pelatihan lansia, dan Wanita Mandiri.
Kemudian Pengalaman mengurus organisasi sebanyak 12,59%, pengalaman tersebut mulai dari pengurus organisasi keagamaan, Posyandu, Partai PDI Perjuangan, organisasi kepemudaan, organisasi perempuan, lembaga Desa, dan Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI). Termasuk ketua Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), ketua Petugas Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PKBD), Bina Keluarga Balita (BKB), Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan (KSPP),Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Perpusdes (Perpustakaan Desa).
Selanjutnya pengalaman menjadi penanggung jawab ritual sebanyak 4,44%, kemudian pengalaman mengikuti aksi 2,22% dan pengalaman lainnya sebanyak 2,96%, pengalaman tersebut mencakup pengalaman di sanggar tari tradisional, panitia kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) Temu Nasional 2 di Bogor, rancangan kerja wilayah AMAN Kalimantan Tengah 2014, seminar AMAN daerah Barito Timur, kawin Adat, penyuluh agama dan psikolog rohani.
- Temu Daerah
Struktur Pengurus Harian Daerah PHD Barito Timur terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Proses pemilihan pengurus PHD Barito Timur dilakukan melalui Temu Anggota pada 5 agustus 2016, musyawarah melibatkan seluruh anggota, berkumpul dalam satu tempat. Kepengurusan PHD Barito Timur periode 2016-2021 mandat kepengurusan diberikan kepada: Ketua: Yeryana, Sekretaris: Ariti Kawaluni dan Bendahara Lilis. Setelah terbentuk kepengurusan, kemudian pengesahan PHD Barito Timur dilakukan dalam Rapat Pengurus Pusat II (RPP), bertempat di Hotel Sahid.
Temu Daerah ke-2 dilakukan pada 20 sampai 22 Desember 2021 dalam situasi pandemi Covid 19. Temu Daerah ke-2 ini tidak bisa dilakukan musyawarah secara langsung, musyawarah dilaksanakan dengan metode jarak jauh dengan cara menyebar form pemilihan oleh kepanitiaan khusus yang sengaja dibentuk. Hasilnya, mandat kepengurusan diberikan kepada: Ketua: Ariti Kawaluni, Sekretaris Niliani dan Bendahara: Juli Purnaeni. Periode kepengurusan dimulai sejak Juli 2022 sampai Juni 2027.
Masyarakat Adat Barito Timur
Secara umum, Masyarakat Adat Barito Timur sebagian besar merupakan keturunan suku Dayak Maanyan, sejarah mengatakan kepercayaan suku Dayak Maanyan menganut agama Kaharingan (Hindu Kaharingan yang memiliki arti air kehidupan). Suku Dayak Maanyan adalah salah satu suku terbesar di pulau Kalimantan, terutama di Kabupaten Barito Timur dan sebagian di Barito Selatan. Suku Dayak Maanyan dikenal melakukan pemujaan terhadap Ilah dengan cara melakukan Ritual Adat pemujaan pada pohon besar, seperti pohon Taniran. Selain menjadi tempat pemujaan, pohon Taniran juga menjadi salah satu pohon tempat bersarangnya lebah madu yang kerap kali dimanfaatkan oleh Suku Dayak Maanyan.
Desa Haringen adalah salah satu desa dari 17 desa di Kecamatan Dusun Timur, Kampung Haringen dihuni oleh Masyarakat Adat Dayak Maanyan. Desa Haringen berada di Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur. Komunitas Masyarakat Adat Haringen merupakan turunan Damung Sayu dan Damung Tandru.
Bentang Alam Barito Timur
Bentang alam Barito Timur sebagian besar berupa dataran rendah dengan bentangan hutan yang luas, pada tahun 2019 terhitung luas hutan 274.277 hektare yang di dalamnya terdapat beragam kehidupan flora dan fauna yang sangat kaya dan beragam.
Selain hutan yang luas, wilayah Barito Timur memiliki beberapa sungai yang menyediakan kebutuhan air, antara lain: sungai Karau, Sirau, Napu dan Karambas. Keempat sungai tersebut melewati empat kecamatan, yaitu kecamatan Dusun Tengah, Dusun Timur, Pematang Karau dan Paju Epat.
Pengetahuan Perempuan Adat Barito Timur
Sebagaimana nenek moyang Masyarakat Adat di Barito Timur, yakni suku Maayan, masyarakat adat mewarisi keahlian meramu hasil hutan, menenun, membatik dan menganyam. Bahan baku kerajinan didapatkan dari hutan, seperti rotan, damar, bambu dan kulit kayu (talun) untuk dijadikan kerajinan, berupa keranjang, tikar baju dan lain sebagainya. Sejak zaman dahulu Perempuan suku Maayan membuat benang dari berbagai serat dedaunan, salah satunya daun nanas.
Bahan pakaian dari kulit kayu juga bisa dikombinasikan dengan dedaunan atau menggunakan pewarna alami dari dedaunan. Seperti halnya daun kunyit dan kelapa yang digunakan sebagai bahan pewarna alami, motif warna asli/puja. Pewarna alami tidak hanya dari dedaunan saja, untuk mewarnai sarung pisau mandau dan tombak misalnya, pewarna menggunakan jamur keras yang tumbuh pada batang kayu, suku Maanyan menyebutnya kulat lunan atau jamur lunan, yang menyerupai kuping warna-warni.
Hutan berbagai kebutuhan Masyarakat Adat, mulai dari menyediakan obat-obatan. Misalnya saja tanaman pasak bumi, salah satu dari begitu banyak jenis tanaman yang digunakan untuk kebutuhan obat oleh Masyarakat Adat Barito Timur. Kemudian tumbuhan pasak bumi yang sangat berguna, berkhasiat mengobati berbagai penyakit yakni, mengobati kanker payudara, demam, meningkatkan energi, kebugaran, mengembalikan vitalitas seorang Perempuan setelah melahirkan dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Masalah-masalah yang dihadapi PHD Barito Timur
Larangan Membakar Ladang
Berladang dengan cara membakar lahan merupakan tradisi masyarakat adat di Barito Timur, namun cara ini sering kali dianggap menjadi penyebab kebakaran hutan, padahal masyarakat adat punya cara tersendiri agar api tidak meluas ke area yang tidak dikehendaki. Lagi pula, ketika membakar ladang masyarakat adat selalu siap sedia air sebagai antisipasi jika api merambat ke batas area yang sudah ditentukan.
Larangan pembakaran hutan oleh Presiden tertuang dalam aturan No 11 tahun 2015, di tahun yang sama diikuti oleh keputusan Peraturan Kalimantan Tengah No 49 yang berisi pedoman yang dibuat bukan berdasarkan pengetahuan masyarakat adat di Kalimantan Tengah. Peraturan tersebut dibuat dengan alasan pemerintah merasa malu dengan gunjingan negara tetangga yang terkena asap dari aktivitas pembakaran hutan di Kalimantan. (sumber_Buletin Ina Tana Perempuan Aman hal 12-16, 2018). Kebijakan tersebut berimplikasi pada terjadinya kriminalisasi Masyarakat Adat, tuduhan paling kejam dari pemerintah adalah praktik membakar hutan yang merupakan tradisi masyarakat Barito Timur dianggap sebagai pemicu kebakaran hutan dalam 5 tahun terakhir ini.
Kendala Ekonomi Kolektif
Dalam upaya menguatkan ekonomi di Barito Timur, komunitas menginisiasi berbagai usaha kolektif, dalam bentuk usaha ternak ikan, babi, ayam petelor dan kebun kolektif. Kendala dan tantangan dalam melakukan usaha bersama yang dialami oleh komunitas adalah kurangnya keterampilan usaha dalam hal pemasaran, pengelolaan dan keterbatasan modal, termasuk situasi pandemi.
Kiris Air
Pemenuhan kebutuhan air Komunitas Adat didapat dari sumur dan sungai. kebutuhan atas air meliputi kebutuhan mandi, mencuci, hewan ternak dan lain sebagainya. Ketika musim hujan, air lebih banyak diambil dari sumur, sedangkan pada musim kemarau air lebih sering diambil dari sungai. Sungai dan sumur kini sudah tercemar oleh berbagai aktivitas pertambangan, emas, pasir, timah, batu bara dan termasuk pembuangan limbah rumah tangga. Saat ini, perempuan tidak perlu lagi mengambil air dari sumur atau sungai dengan berjalan kaki sejauh ratusan meter, di zaman sekarang, air bisa datang dengan sendirinya ke rumah, yaitu air galon yang setiap hari harus dibeli.
Dahulu, meskipun musim kemarau panjang, sungai tidak pernah mengalami kekeringan, air di sungai tetap jernih dan tetap mengalir bersumber dari gunung, rawa-rawa dan mata air. Saking jernihnya air sungai, ikan-ikan dan benda yang ada di dasar sungai terlihat jelas. Akan tetapi, kejernihan air sungai saat ini berbeda, air tidak lagi aman untuk di konsumsi atau bahkan gunakan untuk mandi. Misalnya saja sungai Sirau yang sudah tercemar oleh tambang batu bara, sungai Sirau menjadi tempat perusahaan tambang batu bara membuang limbah sekaligus menjernihkan sungai menggunakan tawas, sebagai upaya menutupi perusakan sungai.
Sungai Sirau adalah salah satu sungai yang tidak pernah mengalami kekeringan sejak zaman Nenek Moyang hingga hari ini, meskipun musim kemarau panjang sekalipun. Pada tahun 1996, sungai Sirau menjadi tempat memancing ikan, karena terdapat banyak ikan besar seperti ikan arungan, ikan baung, ikan patung dan lain sebagainya.
Aktivitas dan Capaian PHD Barito Timur
Sejak lahirnya organisasi PHD Barito Timur, berbagai upaya perjuangan organisasi telah dilakukan oleh anggota dan pengurus, waktu, tenaga, materi dan pikiran dicurahkan demi proses tumbuh-kembang organisasi. Upaya tersebut terwujud dalam berbagai hal, antara lain: Penguatan organisasi, penguatan kapasitas dan membangun ekonomi alternatif.
Saat ini, PHD Barito Timur memiliki kapasitas membangun, menjalankan dan mengelola organisasi. Dalam berorganisasi, PHD Barito Timur rutin mengadakan pertemuan, mengemukakan pendapat secara kritis dalam organisasi maupun ruang publik, turut serta dalam pengambilan keputusan, keluarga, organisasi dan berbagai ruang lainnya.
Hal tersebut di topang oleh upaya berbagai penguatan kapasitas yang telah dilakukan oleh PHD Barito Timur, di antaranya adalah pelatihan tentang HAM, Training of Trainer (TOT) KPK, pelatihan jurnalistik Tempo Witness, Jurnalisme PB AMAN, pembicara webinar, pelatihan SDGs, Sekolah Adat dan seterusnya. Termasuk membangun ekonomi alternatif secara kolektif. Hal tersebut terwujud dalam penguatan kapasitas di berbagai komunitas, termasuk di dalamnya menyelenggarakan pameran UKM (usaha kecil menengah) anggota, pestival jejaka dan lain sebagainya.
Penguatan Ekonomi
PHD Barito Timur juga berinisiatif dalam penguatan ekonomi di berbagi komunitas Adat. Satu dari sekian inisiatif ekonomi yakni demplot kebun, yang di tanami berbagai sayuran dan rempah-rempah, seperti labu, cabai, tomat, lengkuas, jahe dan seterusnya. Termasuk buah-buahan dan singkong. Kegiatan inisiatif tersebut di kemudian hari mendapatkan dukungan dari Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PB AMAN) dalam rangka tanggap Darurat Covid-19. Selain membuat demplot kebun, bentuk ekonomi alternatif lainnya adalah membuat ternak, mulai dari kelom ikan, ternak ayam petelur, babi dan seterusnya. Jenis ikan yang di ternak adalah jenis ikan patin dan nila. Pada prosesnya, meskipun ada yang mengalami gagal panen, akan tetapi hingga saat ini sebagian besar ternak ikan dan ayam masih terus berjalan dan cukup menghasilkan.
Selain itu, di masa pandemi, PHD Barito Timur berbagi bibit sayuran, kopi, gula, garam dan lain sebagainya, terutama kepada 14 komunitas Adat yang ada di Barito Timur. Berbagi merupakan kegiatan yang menyenangkan, rasa senang itu semakin menguat setelah kabar gembira dari komunitas, bahwa bibit yang diterima mengalami telah ditanam dan pertumbuhan tanaman sangat baik, sehingga cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi sehari-hari sebagian hasilnya dijual. Di samping itu, PHD Barito Timur juga memiliki usaha kecil-kecilan berupa kios yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok, seperti beras, sayuran, telur, ikan dan kebutuhan lainnya. Termasuk usaha kerajinan Perempuan Adat yang menggunakan rotan, bambu, kulit kayu dan lain sebagainya.
PEREMPUAN AMAN
- Jl. Sempur Kaler No.6, RT.04/RW.01, Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129
- +62 811 920 2062
- perempuanaman@aman.or.id
AMAN
- Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.11 A, RT.8/RW.4, Tebet Tim., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820
- (021) 8297954
PEREMPUAN AMAN
- Jl. Sempur Kaler No.6, RT.04/RW.01, Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129
- +62 811 920 2062
- perempuanaman@aman.or.id
AMAN
- Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.11 A, RT.8/RW.4, Tebet Tim., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820
- (021) 8297954